GuidePedia

0


Veteran Asal Garut Ini 

Ingin Bangun Rumah Harapan


Abah Lili (88) begitu sapa akrab masyarakat menyapa bapak Lili Sutisna Veteran asal Desa Cipaganti Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. Diusianya yang sudah senja, hampir menginjak satu abad, sekarang sudah tidak segagah dahulu saat menjadi pejuang tahun 45 membela Kemerdekaan Negara Indonesia melawan penjajahan Belanda. Kini jelas terlihat garis wajahnya sudah mulai terlihat keriput, kantung matanya yang semakin tebal, rambutnya semakin memutih dan tubuhnya yang kurus kering menandakan bahwa Sang Pejuang sudah sangat renta. Abah Lili sudah tidak punya cukup tenaga untuk kembali berjuang, bahkan untuk memperjuangkan hidup dan keluarganya.

Abah Lili hidup bersama istrinya Ibu Aah (75) yang tuna netra. Sudah lama istrinya tidak bisa melihat. Jangankan untuk memasak dan mengurus urusan rumah tangga lainnya, untuk dirinya sediri saja seperti makan, minum dan mandi Bu Aah harus dibantu suaminya. Bu Aah sudah tidak bisa melakukan rutinitas normal semenjak penglihatannya hilang. Untungnya masih ada anak semata wayang mereka Ibu Widianingsih (32) yang membantu mengurusi kebutuhan rumah tangga Abah Lili.

Tetapi nasib naas tak berhenti sampai disitu. Abah Lili masih harus menanggung perasaan sedih yang mendalam karena nasib anaknya pun tidak lebih baik dibandingkan dengan nasib dirinya. Menyandang status janda anak satu yang masih berumur 7 tahun, Ibu Widianingsih harus tegar menjalani kehidupan bahkan kini dalam keluarga Abah Lili dirinya lah yang menjadi andalan keluarga.

Sebagai mantan pejuang, kehidupan Abah Lili sangat jauh dari kata “layak”. Tinggal di rumah panggung tua berukuran 6x5 meter dengan 2 kamar yang berdiri diatas tanah Desa dengan kondisi yang sangat buruk. Dinding bilik bambu yang sudah mulai bolong-bolong bahkan tidak bisa melindungi tubuhnya yang renta itu dari hembusan dinginnya angin malam dan hujan, jendela rumah dengan kaca pecah serta kamar mandi tanpa pintu, sangat memprihatinkan. Abah Lili dan istrinya kerap kali terkena penyakit karena kondisi rumahnya itu.

“Bahkan jika terkena dingin kaki Abah Lili seketika berubah menjadi biru keunguan,” begitu pengakuan Abah Lili saat ditemui oleh Tim DT Peduli Garut pada Kamis (22/11).

Abah Lili kini membutuhkan rumah yang mampu melindungi diri dan keluarganya dari buruknya cuaca musim hujan. Hanya itu harapan kecil yang ada di benak Abah Lili. Saat ini karena ada sepetak tanah yang akan dijual seharga 20 juta, dengan harapan dapat dibangun rumah sederhana berukuran 6x5 meter kembali.

Kini kondisi rumahnya yang buruk serta berdiri diatas tanah yang labil semakin menambah beban pikiran Abah Lili. Bisa saja sewaktu-waktu rumahnya roboh terhempas angin kencang, hujan badai atau digusur karena tanah milik desa akan dipakai.

Hampir sirna harapan Abah Lili dengan realita kehidupan yang dia hadapi saat ini. Maka uluran tangan kita lah yang mampu mewujudkan harapan kecil Abah Lili.

Mari bantu Abah Lili Sang Pejuang Kemerdekaan untuk membangun rumah harapannya. Abah Lili membutuhkan dana minimal 50 juta untuk membeli tanah dan membangun rumah panggung sederhana secara gotong-royong bersama masyarakat.




Lembaga Amil Zakat Nasional DPU DT
SK. MENTERI AGAMA RI NO. 257 TAHUN 2016
www.dtpeduli.org

0851 0001 7002
unsubscribe



facebook

twitter

Instagram




Posting Komentar

 
Top