GuidePedia

0


Setiap orang mendambakan ketenangan. Baik itu bagi orang yang sedang ditimpa kelapangan maupun kesempitan. Begituhalnya bagi yang sedang ditimpa musibah seperti musibah yang menewaskan lebih dari 95 ribu warga Aceh. Trauma, resah, gelisah, hidup tak menentu menenani hari-hari mereka.  Pasrah akan ketentuan Allah itulah yang bisa mereka lakukan. Begitu pula dengan keluarga yang ditinggalkan. Kini, ketenangan  yang diharapkan.

Ada beberapa kunci ketenangan dalam menghadapi musibah. Pertama,  siap menerima ujian, musibah. Ketika seseorang ditimpa musibah maka ia menyadari bahwa musibah yakin datangnya dari Allah. Keyakinan yang sepenuhnya akan hikmah dibalik semua. Dan kita pun harus menjadikan kehidupan seperti adanya siang dan malam. Kita harus mulai melatih diri menghadapi kesulitan. Seperti murid yang mau ulangan/ujian. Datang soal, senyum-senyum, menjelang ujian bahagia, ketika ujian datang senang karena persoalan bisa ia tangani dengan baik. Begitu halnya setelah ulangan yakin  dengan persiapan belajar yang optimal akan mendapatkan hasil yang baik.

Kedua, ketika kita dihadapkan pada ujian yang tak terduga maka kuncinya kita harus ridho menerima keadaan. Banyak orang menderita bukan karena masalah tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan. Ridho menerima kenyataan berupa musibah akan menjadikan hati tenang. Dengan ketenangan maka dapat lebih mudah menyelesaikan masalah. Latih kesadaran diri bahwa semua yang terjadi tidak lepas dari kehendak-Nya. Sehingga, kita ridho menerima musibah, menerima kepergian saudara-saudara  yang dicintai.

Ketiga, kuasi diri. Yakin Allah tidak akan membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya. Tidak mungkin Allah dzolim kepada hamba-Nya. Yakinlah bahwa setiap satu kesulitan akan diapit oleh dua kemudahan. Dan, yakin tidak mungkin ada ujian yang tidak ada nilainya.

Saudaraku, siap untuk mengalami senang dan susah. Kita tidak boleh lemah. Dengan ketenangan kita akan siap menerima ketentuan Allah SWT.

Posting Komentar

 
Top